Catatan Si Togog

nama saya Togog. saya diutus ke dunia manusia sebagai kaum berhati jahat dan licik.
berbeda dengan adik saya, Semar, yang diutus sebagai pamong bagi kaum berwatak baik.

jadi awal kisahnya begini. kakek saya, Sang Hyang Wenang membuat sayembara bagi ketiga cucunya, yakni saya, sebelumnya bernama Bathara Anthaga, Semar yang dulunya bernama Bathara Ismaya dan Bathara Guru yang sebelumnya bernama Bathara Manikmaya untuk menetapkan siapa yang kelak menjadi penguasa negeri khayangan.
dalam sayembara itu kami bertiga diminta menelan sebuah gunung dan harus berhasil memuntahkannya lagi dalam keadaan utuh. saya mendapat giliran pertama dan hampir berhasil menelan gunung itu. tak dinyana gunung itu malah meletus ketika baru saya berada dalam mulut. maka jadilah mulut saya doer akibat letusan itu.
selanjutnya, adik saya Semar melakukan hal yang sama. dia berhasil menelan gunung itu. namun sayang, dia tak kunjung berhasil memuntahkannya lagi. gunung itu tetap berada dalam perutnya. tak heran jika perutnya kini buncit.

krn tdk ada lagi gunung untuk dilombakan, otomatis Bathara Manikmaya yg ditunjuk sbg penguasa negeri khayangan & berganti nama menjadi Bathara Guru. sedangkan saya & Semar diutus utk menjadi penasihat manusia. seperti saya katakan barusan, akhirnya saya mnjd penasihat para kurawa yg berhati busuk & jahat.
tdk mudah menjadi penasihat manusia2 jahat seperti Duryudana & adik-adiknya. terutama Dursasana yg berhati cabul. setiap nasihat yg saya tuturkan, selalu dianggap angin. pusing saya.
tp biar bagaimana pun, saya hrs tetap menjalani takdir saya. siapapun majikan saya, mereka adlh junjungan yg patut saya hormati. walaupun, sepanjang masa saya akn tetap dianggap sosok jahat.
kini saya sdh sangat renta. kaum Kurawa sdh tumbang menjadi medan Kurusetra. namun saya tetap hrs mendampingi mereka yg berhati jahat & kotor. dunia ini kerap berisi orang2 culas yg seringkali mematahkan kebaikkan yg ingin dibangun. tugas saya utk mengingatkan mereka, meski suara saya nyaris tak didengar,saya tak akn pernah berhenti bersuara  ....

Comments